- SISTEM
INFORMASI DALAM ORGANISASI
Sistem
informasi manajemen merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam ilmu
administrasi Negara. Organisasi public sebagai focus dalam administrasi Negara
selalu mengkaitkan segala sumber daya
dalam mencapai tujuannya. Salah satu sumber daya yang cukup penting adalah
informasi. Bahkan menurut Robert Murdick,informasi ini dianalogikan sebagai
darah dalam organisasi.Ini berarti kalau aliran darah mengalami hambatan,maka
organisasi akan jatuh pada posisi tidak sehat.
Kemajuan
dan kecanggihan teknologi pada era komunikasi ini membawa konsekuensi
dilakukannya proses pengolahan data secara cepat dan efisien dengan kemungkinan
menampilkan output informasi yang sangat variatif. Pada saat tertentu dominasi
teknologi ini menjadi factor yang sangat merisaukan bagi user,khususnya pada
manajer tingkat atas dalam kaitannya dengan kemapanan penentu kelangsungan
hidup organisasi melalui instrument system dan prosedur. Apabila hal ini
terjadi,maka manajer justru dapat bersikap antipasti terhadap peranan analis
system.akibat lebih lanjut adalah terancamnya pencapaian tujuan organisasi itu
sendiri.
Rendahnya
tingkat adaptasi organisasi terhadap perubahan dibandingkan dengan cepatnya
perkembangan teknologi pada tahap selanjutnya akan menghambat peranan system
informasi manajemen itu sendiri. Faktor perilaku organisasi menjadi menjadi
factor yang menentukan efektivitas
system informasi manajemen pada organisasi. Komleksitas ini ini semakin
bertambah dengan ditambahnya peranan informasi informal di satu pihak dengan
rendahnya fleksibilitas.
Sistem informasi
mempunyai tiga tugas utama dalam sebuah organisasi, yaitu:
- Mendukung
kegiatan-kegiatan usaha/operasional,
- Mendukung
pengambilan keputusan manajemen dan
- Mendukung
persaingan keuntungan strategis.
- MANFAAT SIM
DALAM ORGANISASI
Kemajuan
dan kecanggihan teknologi pada era komunikasi ini membawa konsekuensi
dilakukannya proses pengolahan data secara cepat dan efisien dengan kemungkinan
menampilkan output informasi yang sangat variatif.Pada saat tertentu dominasi
teknologi ini menjadi factor yang sangat merisaukan bagi user,khususnya pada
manajer tingkat atas dalam kaitannya dengan kemapanan penentu kelangsungan
hidup organisasi melalui instrument system dan prosedur.Apabila hal ini
terjadi,maka manajer justru dapat bersikap antipasti terhadap peranan analis
system.akibat lebih lanjut adalah terancamnya pencapaian tujuan organisasi itu
sendiri.
Banyak
sekali manfaat yang didapatkan sebuah organisasi jika menggunakan Sistem
Informasi ke dalam kegiatan atau operasional perusahaannya. Namun yang paling
penting, Sistem Informasi memiliki empat peran utama yaitu: Minimize Risk,
Reduce Cost, Add value dan Creating New Reality.
Setiap
bisnis atau organisasi pasti memiliki resiko yang berkaitan dengan beberapa
faktor, misalnya keuangan. Resiko dapat berasal dari ketidakpastian maupun
beberapa hal diluar kontrol perusahaan. Untuk meminimalisir resiko ini, Sistem
Informasi memegang peran penting. Sistem Informasi menyimpan data dan
memprosesnya secara akurat dan meminimalkan resiko human error. Jadi,
informasi-informasi yang bersifat penting atau sensitif (seperti masalah
keuangan) tidak dapat terjadi kesalahan perhitungan. Keamanan dari data dan informasi
perusahaan juga dapat terjaga dengan baik (dari pihak luar) karena Sistem
Informasi juga berguna di bidang security (contoh: password).
Sistem
Informasi juga memiliki peran dalam mengurangi pengeluaran perusahaan. Dengan
penggunaan Sistem Informasi, perusahaan dapat menekan cost untuk pengadaan
kertas/buku, sampai mempersingkat waktu. Penggunaan SI tentunya juga membuat
praktis proses-proses di dalam organisasi baik dalam segi keuangan, manajemen
stok barang, pembayaran pegawai dan lain-lain. Mungkin sebuah organisasi akan
melakukan pengeluaran yang besar dalam pengadaan alat-alat untuk mendukung
Sistem Informasi tersebut. Namun manfaat yang didapatkan sangat besar untuk
sebuah organisasi yang akan dicapai dalam beberapa waktu ke depan.
Peran
Sistem Informasi selanjutnya yaitu menciptakan Adding Value kepada konsumen
dari perusahaan/organisasi. Dengan penerapan Sistem Informasi, nilai sebuah
produk/jasa yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan pasti akan
meningkat. Pelanggan pasti akan meningkat kepuasannya terhadap produk/jasa yang
dikeluarkan oleh organisasi/perusahaan tersebut.
Peran
terakhir ialah Creating new reality. Perkembangan terakhir yang ditandai dengan
pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan, yaitu di dunia maya. Sebuah organisasi dapat memanfaatkan teknologi
ini untuk media promosi dan sebagainya. Selain harganya yang murah (bahkan ada
yang gratis), internet merupakan hal yang selalu di akses oleh banyak orang.
Jadi, sekarang ini internet juga merupakan tempat baru dalam dunia bisnis dan
juga media promosi sekaligus mengubah tatanan persaingan di dunia bisnis.
Inilah yang dimaksud dari istilah Creating new reality.
Manfaat
lainnya yaitu :
- Meningkatkan
Efisiensi Operasional
Investasi
di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat organisasi dapat menjalankan
strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan
menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat
menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry)
dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang
diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara
membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
- Memperkenalkan
Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan
ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik
dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar
dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung
beberapa tahun.
- Membangun
Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi
sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini
berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Fungsi
dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi,
atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat
berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang
menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari
persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis
menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar
Oleh
karena itu, banyak sekali sisi positif atau manfaat jika sebuah organisasi
menerapkan Sistem Informasi di dalamnya. Diantaranya mengubah proses manual
menjadi otomatis sampai pengambilan keputusan yang menjadi semakin cepat. Hal
ini tentu bakal menjadi profit bagi perusahaan itu sendiri. Mari tinggalkan cara
yang lama menuju teknologi terbaru. Sistem Informasi adalah masa depan.
- PENDOKUMENTASIAN
INFORMASI
Informasi yang sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh pemimpin itu dalam waktu singkat harus dapat disajikan dengat
sebaik-baiknya. Oleh karena itu harus didokumentasikan dan disimpan secara
sistematis. Penyimpanan berkas data atau inforamsi (arsip) secara sistematis
tersebut dapat dilakukan, apabila dibuatkan pola klasifikasinya.
- Persaratan pola
klasifikasi
Agar
pola klasifikasi itu dapat berjalan efektif, maka diperluakan persyaratan
sebagai berikut:
a.
Pola klafikasi itu harus tertulis;
b.
Penggolongan masalah serta rinciannya
harus sesuai dengan bidang kegiatan unit-unit organisasinya;
c.
Golongan masalah dan rinciannya harus
disusun secara logis, kronologis dan sistematis;
d.
Rincian klafikasi tidak perlu terlau
terurai;
e.
Istilah-istilah untuk masalah (subject
heading) singkat tetapi mampu memberikan pengertian luas, mudah dilakukan secara teknis ilmiah;
f.
Dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan
tentang arti dan ruang lingkup masing-masiang subyek;
g.
Dilengkapi dengan kode (tanda) baik
huruf maupun angka;
h.
Bentuk dan susunan pola hendaknya
sederhana dan luwes (fleksibel);
i.
Dilengkapi dengan indeks subyek-subyek
yang disusun secara alfabetis, sesuai dengan ketentuannya.
- Tingkat pola
klasifikasi
Ada
tiga tingkat klasifikasi, yaitu:
Subyek utama, yang
menyangkut bidang tugas pokok organisasi sehingga akan meliputi lingkupan yang
paling luas. Subyek utama terdiri dari subyek-subyek
Subyek, merupakan
bagian dari subyek utama. Subyek terdiri dari Sub-subyek
Sub-subyek, merupakan
bagian dari subyek, yang lingkupannya paling sempit.
- Pemberian kode
(1)
Untuk menghemat tenaga, waktu dan
tempat, untuk penulisan pokok surat. Jadi kode berfungsi sebagai tanda-tanda pengganti pokok masalah.
(2)
Pemberian kode dapat menggunakan: huruf,
angka atau akronim (singkat kata), atau kombinasi huruf dan angaka. Misalnya
yang kita pilih adalah angka romawi dan angka arab.
- Cara menentukan
klafikasi dank ode
(1)
Berkas data yang masuk dibaca dengan
cermat;
(2)
Ambilah kesimpulan pokok isi berkas data
tersebut, untuk nantinya masuk subyek yang mana (mungkin dapat juga lebih dari
satu subyek);
(3)
Cek dan telusurilah melalui indeks untuk
menemukan kode-kode dari subyek yang diperlukan;
(4)
Periksalah kode yang bersangkutan pada
pola klasifikasi untuk memastiakan kebenaran dari subyek yang dipilihnya;
(5)
Tentukan subyek utamanya dari berkas
data tersebut, yaitu dengan mengambil atau memilih dari salah satu subyek utama
dari pola klasifikasi yang ada hubungan terdekat dengan subyek utama;
(6)
Pilih salah satu sub-subyek dari obyek
utama terpilih yang paling sesuai dengan isi atau persoalan dari surat;
(7)
Tentukan kode dari sub-subyek yang
terpilih;
(8)
Apabila dalam klasifikasi itu belum
terdapat sub-subyek yang dapat mencakup sepenuhnya masalah itu, maka ambilah
sub-subyek yang paling dekat permasalahannya atau kode yang paling dekat
cakupannya;
(9)
Untuk berkas data yang telah diberi
kode, namun masih diragukan kebenarannya, maka perlu dicek pada pola
klasifikasinya.
- Hubungan antara
kode dan pola klasifikasi
Apabila
system kode menggunakan angka romawi dan angka arab, maka hubungan kedua hal
dan cara menuliskannya dapat sebagai berikut:
Untuk subyek utama diguanakan angka
romawi, sedangkan subyek dan sub-subyek digunakan angka arab.
Contoh
pola klasifikasi bidang substantive Universitas Gajah Mada Jogyakarta.
-
Pendidikan
dan pengajaran (subyek utama)
01. Jenjang pendidikan (subyek)
01.01 program sarjana (S1)
01.02 program pasca sarjana (S2)
01.03 program doctor (S3)
01.04 program spesialis I Sub-subyek
01.05 program spesialis II
01.06 program akta V
01.07 program diploma (S0)
01.08 program khusus
02. Kurikulm (subyek)
02.01 kurikulum program S1
02.02 kurikulum program S2
02.03 kurikulum program S3
02.04 kurikulum program spesialis 1 Sub-subyek
02.05 kurikulum program spesialis II
02.06 kurikulum program akta V
02.07 kurikulum program diploma
02.08 kurikulum program khusus
03. System pengajaran (subyek)
03.01 sistem semester
03.02 sistem kredit
03.03 sistem modul Sub-subyek
03.04 sistem pengajaran terpadu
03.05 sistem … dan seterusnya.
- Pengindeksan
(Indexing)
Yang
dimaksud dengan pengindeksan (indexing)
disini adalah suatu pekerjaan menentukan tanda pengenal arsip yang dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk menyimpan arsip dan penemuan kembali arsip
tersebut.
(1) Fungsi indeks
Indeks
berfungsi sebagai petujuk bagi kearsipan dan merupakan tanda pengenal arsip.
Arsip yang telah mempunyai tanda pengenal (indeks) akan mempermudah penetaan
dan penyimpanannya, selanjutnya akan mempermudah pula menemukannya kembali.
(2) Syarat-syarat mengindeks
Untuk
dapat dijadikan tanda pengenal yang baik, maka syarat-syaratnya adalah:
a.
Singkat, jelas, mudah dimengerti dan
mudah di ingat;
b.
Kata benda atau kata yang member
pengrtian kebendaan;
c.
Berasal dari arsip itu sendiri;
d.
Didasarkan atau disesuaikan dengan
kebutuhan pemakinya;
e.
Terdiri paling banyak 4 kata;
f.
Ditulis dengan pensil dalam huruf cetak.
(3) Macam indeks
a.
Nama orang;
b.
Nama barang;
c.
Nama organisasi;
d.
Nama tempat;
e.
Nama persoalan/ masalah;
f.
Tanggal, bulan, tahun;
g.
Nomor.
(4) Cara mengindeks
Kata-kata
dalam mengindeks harus tidak sama dengan subyek (masalah) dalam pola
klasifikasi. Indeks harus dapat membedakan arsip yang satu dengan arsip
lainnya.
Indeks Nama Orang:
a. Nama tunggal
Diindeks
seperti aslinya:
Sunaryo,
ditulis apa adanya Sunaryo
Rusli,
ditulis apa adanya Rusli
Nama
yang nma akhir disingkat dianggap nama tunggal: Rustam S. ditulis: Rustam S.
(tetap sama)
b. Nama ganda
Nama
keluarga (atau nama tua) dijadikan kata utama, yaitu ditempatkan dibagian
depan, diikuti tanda ‘koma’ dan disusul dengan bagian nama lainnya.
Suparto
Wignyasubrata, ditulis Wignyasubrata, Suparto.
(5) Tunjuk silang
Tunjuk
silang merupakan alat yang digunakan untuk melengkapi indeks dalam:
a.
Menampung penamaan dan peristilahan
berlainan tetapi mengandung arti yang sama;
b.
Mempermudah beberapa keterangan atau
informasi berbeda, tetapi yang saling berkaitan atau berhubungan, sedangkan
tempat arsipnya berbeda;
c.
Melalui petunjuk silang ditentukan juga
dimana naskah atau arsip yang sebenarnya dicatatkan dan merupakan penunjuk
kemasalah (subyek) dan berkas lain yang berkaitan.
Dengan
demikian, maka tujuk silang dan indeks merupakan alat bantu dan merupakan
jembatan antara si pemakai dan arsip yang terwujut dalam tanda pengenal arsip.
0 komentar:
Posting Komentar